JAKARTA – Di dalam kitab suci Alquran banyak dijelaskan tentang buah-buahan. Mulai manfaatnya hingga keistimewaan yang belum diketahui manusia.
Beberapa buah di antaranya kurma dan delima. Lalu ada juga buah lain yakni zaitun. Buah ini dikenal memiliki minyak yang sangat berkhasiat, tapi ternyata masih ada kegunaan lainnya.
Terkait buah zaitun, Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan melalui kitab suci Alquran:
اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan Bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nur: 35)
Dalam buku ‘Tafsir Ilmi Tumbuhan dalam Perspektif Alquran dan Sains’ yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga mengungkap manfaat buah zaitun.
Dijelaskan bahwa bagian awal ayat tersebut banyak dibahas oleh para ulama dan pakar di bidang keagamaan dengan hasil kajian yang sangat beragam. Kendatipun pada umumnya mereka berpendapat bahwa ayat ini adalah gambaran tentang cahaya hidayah Ilahi, akan tetapi dapat pula dikaitkan dengan struktur atom radioaktif.
Betapa tidak, ayat ini mengumpamakan cahaya Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai sebuah cekungan (al-misykat) dengan pelita besar (al-misbah) di dalamnya.