JAKARTA – Bulan dan Bumi berjarak sekitar 400 kali lebih dekat daripada jarak Bumi dengan Matahari. Sedangkan, diameter Bulan 400 kali lebih kecil daripada diameter Matahari.
Hal ini, menjadikan Bulan dan Matahari mempunyai diameter sudut yang sama besar di langit.
Dalam buku Tafsir Ilmi ‘Manfaat Benda Langit dalam perspektif Alquran dan Sains’ yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan Bulan sebagai penggerak pasang surut air laut.
Ukuran diameter sudut yang sama ini bisa juga sebagai isyarat bahwa peran Bulan dan Matahari sama pentingnya dalam kehidupan manusia.
Bulan dan Matahari mengatur ritme pasang surut air laut serta arus laut yang belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Mendistribusikan panas air laut berarti menstabilkan cuaca. Selain sebagai satelit Bumi, Bulan juga merupakan benda langit yang pengaruhnya terhadap planet induknya sangat besar.
Di antara pengaruh itu adalah posisi-posisinya yang akan menyebabkan pasang surut air laut. Sehubungan dengan hal ini, dalam Alquran Allah berfirman:
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ
“Dan telah Kami tetapkan bagi Bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua,” (QS. Yasin: 39).
Ayat ini, berbicara tentang penetapan posisi-posisi Bulan. Akibat dari pergerakannya yang mengelilingi Bumi, Bulan mempunyai kedudukan-kedudukan yang selalu berubah setiap saat.